FaktaBerita, Lampung (Metro)- Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin, menyerahkan bantuan sosial untuk perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau bantuan bedah rumah kepada Arum Setya Ningsih (60) warga Jl. Mayjend, S. Parman RT.11/RW.03 Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Selasa (27/08/2024).
Sambil mengusap wajah, Arum penerima bedah rumah berkata. “Terimakasih pak Wahdi,” ungkapnya singkat di dapur sederhananya ditemani sejumlah anaknya, kepada awak media.
Arum menghuni rumah tersebut yang sebelumnya berupa bangunan semi permanen selama puluhan tahun. “Ini kita beli sudah lama mas, dan kita beli ya untungnya sudah ada pondasi, jadi tinggal bangun, sebelumnya ya masih geribik semi permanen,” kata anak Arum.
Untuk informasi, program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) merupakan langkah nyata Pemerintah Kota Metro dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di rumah tidak layak huni.
“Hari ini kita berada di Rejomulyo, salah satu lokasi program Pemerintah Kota Metro untuk perbaikan Rumah Tidak Layak Huni. Pada periode ini, ada 7 penerima bantuan yang akan mendapatkan bantuan perbaikan rumah,” ujarnya.
Wahdi juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat dalam pembangunan Kota Metro dengan membentuk forum CSR dan mengajak para pelaku ekonomi untuk berpartisipasi aktif.
“Kami ingin selalu mendorong partisipasi aktif di forum CSR, yang merupakan tanggung jawab bersama, khususnya bagi pihak swasta. Maka kami telah membentuk forum CSR yang melibatkan kurang lebih 56 perusahaan,” terangnya.
Menurutnya, Pembentukan forum CSR ini merupakan langkah strategis Pemerintah Kota Metro untuk mengoptimalkan peran sektor swasta dalam pembangunan Kota Metro dengan membagi forum-forum tersebut. “Karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kerjasama dengan sektor swasta sangat penting untuk mencapai tujuan bersama,” tuturnya.
Terlebih, Kota Metro memiliki potensi untuk menjadi kota jasa, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. “Kita ingin menjadikan ini adalah kota jasa, jasa kesehatan dan jasa pendidikan sehingga Metro ini menjadi pusat yang diinginkan oleh sekitarnya yaitu kabupaten/kota,” jelasnya.
Maka, diperlukan pergerakan masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk di bidang perdagangan dan infrastruktur.
“Bukan hanya infrastruktur, tapi juga rumah-rumah masyarakat juga harus kita perhatikan kesejahteraannya. Salah satu indikator kesejahteraan adalah kesehatan, pendidikan, dan perumahan,” bebernya.
Wali Kota Wahdi menekankan bahwa keberadaan rumah kumuh menunjukkan bahwa kita belum mencapai tujuan kita dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Jika masih ada rumah yang kumuh, berarti kita belum mencapai tujuan kita dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan yang kumuh tidak mencerminkan masyarakat yang sejahtera,” tegas Wali Kota Wahdi.
Sementara itu , Asisten II Sekda Kota Metro, Yerri Ehwan, menyampaikan bahwa program RTLH di Kota Metro tersebar di 7 kelurahan, yaitu Kelurahan Rejomulyo, Metro, Yosorejo, Yosomulyo, Ganjar Agung, Karangrejo, dan Mulyojati.
Bantuan yang disalurkan berupa uang tunai yang ditransfer ke rekening penerima, dengan total Rp.20.000.000,- per penerima. Rp.17.500.000, -dialokasikan untuk pembelian material dan Rp2.500.000 untuk upah kerja atau tukang.
“Program ini sudah berjalan sejak tahun lalu, dan tahun ini kita alokasikan untuk 7 rumah. Ke depannya, kita akan terus berupaya untuk membantu lebih banyak lagi warga yang membutuhkan,” tambah Yerri.
Yerri juga menyebutkan bahwa ada 3 kriteria yang harus dipenuhi oleh masyarakat sebagai pemohon yang ingin mengajukan RTLH.
“Pertama, rumah tidak layak huni dilihat dari keselamatan bangunan, kekuatan bangunan, kesehatan penghuni, dan ukuran minimal luas bangunan. Kedua, rumah harus milik warga yang kurang mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah, “pungkasnya.
(Red/ADV)