Judul: Sekubal Unila inisiasi kegiatan Bulan Bagha 2024 Guna Merawat dan Melestarikan Tradisi dan Budaya Lampung

Daerah48 Dilihat

Fakta Berita Online —Sekelik Himpunan Prodi Bahasa Lampung (Sekubal) Universitas Lampung (Unila) dalam rangka merawat dan melestarikan tradisi dan budaya Lampung menginisiasi kegiatan Bulan Bagha yang memiliki arti (Bulan Purnama), kegiatan ini berlangsung di Lamban Budaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, 18/10/2024.
Kegiatan ini mengusung tema “Ngelestariko Budaya Lampung Ngelalui Tradisi Ghik Bahasa di Bah Bulan Bagha” yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti (Melestarikan Budaya Lampung Melalui Tradisi dan Bahasa dibawah Bulan Purnama).

Rangkaian kegiatan yang ada pada acara bulan bagha 2024 diantaranya persembahan Tari Sigeh Pengunten, Gitar Klasik Lampung, Tari Kipas, Sastra Lisan Lampung, Cangget, dan Pencak Silat.
Dalam sambutan ketua pelaksana Haryuda Aditama menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang hadir dan berterima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah bersama-sama mendukung dan menyukseskan acara Bulan Bagha 2024.

 

“Ucapan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah berkontribusi menyukseskan acara Bulan Bagha 2024 pada malam hari ini”, ungkapnya.
Muhammad Adjis Okpara selaku ketua umum Sekubal mengajak kepada seluruh citivas acamemica Universitas Lampung untuk dapat menjadi bagian dalam melestarikan dan menjaga budaya Lampung, sesuai dengan tema yang diangkat pada kegiatan Bulan Bagha 2024.
“Mari kita bersama-sama melestarikan, menjaga, dan mengembangkan adat tradisi bahasa kita, jangan sampai kita orang Lampung lupa dengan adat, tradisi, dan bahasanya sendiri”, ujar Adjis.
Sementara Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Bahasa Lampung Dr. Iqbal Hilal, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa kita harus “Seangkonan” yang memiliki arti (Ikatan keluarga) yang harus ditanamkan dalam diri, untuk menghindari perpecahan ditengah perbedaan yang ada. Selanjutnya mengajak para mahasiswa/i untuk bangga menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Lampung.
“Mari kita coba merawat dan menggunakan Bahasa Lampung terus menerus, karena bahasa adalah kebiasaan”, pungkasnya.

Sumber berita: Andre Rian Dotama
Editor: Romzi Aris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *