faktaberita.online Maluku, -Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia(K-SBSI) Provinsi Maluku Dimas Luanmase meminta perhatian Presiden Jokowi Terhadap tragedi atau musiba laka laut yang mengakibatkan 7 warga Tanimbar Provinsi Maluku hanyut di Perairan Tanimbar yang mana hingga saat ini mereka belum diketemukan oleh TIM SAR setempat.
Tragedi hilangnya ke tujuh warga Tanimbar yang masih berusia berkisar 13 Tahun sampai 30an Tahun ini mestinya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah provinsi dan pusat kenapa demikian? menurut pengamatan Ketua SBSI Maluku Dimas Luanmase bahwa armada penolong daerah setempat yang saat ini tengah digunakan Tim SAR sangatlah terbatas jika diperhadapkan dengan cuaca extreme saat ini.
” Atas Nama Kemanusiaan saya pimpinan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia(SBSI) Provinsi Maluku Meminta kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Ir.Joko widodo agar dapat sedikit memalingkan perhatian kepada Tragedi kemanusiaan yang di alami 7 Warga Tanimbar yang ironisnya menurut hasil percakapan dengan salah satu korban bahwa satu diantara ke 7 orang tersebut sudah meninggal kemungkinan tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat lagi”.Ujarnya
Dimas Luanmase Mengatakan Tanimbar yang pernah dikunjungi Presiden beberapa waktu lalu juga merupakan bagian dari NKRI yang mana sangat dekat dengan Australia sehingga jika kita mengalami keterbatasan armada Penolong di Tanimbar sebaiknya Demi Kemanusiaan Indonesia dapat meminta bantuan Negara Tetangga Australia untuk dapat membantu Pencarian Korban Laka Laut tersebut.
” Kepada Bapak Presiden Tim SAR di Tanimbar Maluku sudah menggunakan berbagai macam cara untuk ingin menyelamatkan 7 Generasi penerus bangsa ini yang hanyut dari tanggal 14 hingga saat sekarang namun apalah daya, kami terbatas dalam segalah hal olehnya itu atas nama Kemanusiaan saya meminta kepada Presiden sebagai Panglima Tertinggi Di Negara ini agar segera memerintahkan Panglima dan Kapolri untuk menggerakan Regu Penyelamatan dari Pusat untuk dapat mencari dan menyelamatkan 6 orang Tanimbar yang mungkin saja masih hidup namun saat ini masih diombang-ambing oleh gelombang hujan dan badai dilautan serta rasa lapar yang mungkin saja telah melemahkan tubuh mereka”.Harapnya
(TIMFBO)