Ada Oknum Pengacara dan Oknum Wartawan Beking Tambang Ilegal di Pasaman Barat

Daerah, TNI/Polri561 Dilihat

Faktaberita,Online,PASAMAN BARAT-Praktik Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Pasaman Barat kian meresahkan. Ironisnya, aktivitas ilegal yang sudah berlangsung sekian lama ini justru terkesan “kebal hukum”, seolah mendapat perlindungan dari oknum tertentu yang hingga kini belum tersentuh oleh aparat penegak hukum, khususnya wilayah hukum Polres Pasaman Barat. Kamis,15/9/2025.

Wilayah hukum Polres Pasaman Barat menjadi sorotan tajam, karena aktivitas PETI seakan berjalan mulus tanpa hambatan. Padahal, dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas tambang ilegal ini sangat serius pencemaran sungai, kerusakan hutan, hingga potensi konflik sosial dengan masyarakat setempat. Namun, entah mengapa, tidak ada tindakan tegas dari kepolisian setempat dan mintak pihak Mabes Polri segera menindak pegiat PETI serta oknum yang melindungi.

Yang lebih mengejutkan, setelah media www.wartapolri.co.id menerbitkan berita terkait aktivitas penambangan emas ilegal tersebut, muncul tekanan yang sangat tidak wajar. Seorang pria yang mengaku sebagai pengacara di Pasaman Barat tiba-tiba menelfon pihak redaksi dan memaksa agar pemberitaan tersebut dihapus.

Dan ada juga Oknum Wartawan yang membekingi tambang emas Ilegal (PETI)di Kabupaten Pasaman Barat,mungkin ada sekitar3 orang Oknum wartawan tersebut menjadi pembeking tambang emas ilegal tersebut,

Pria tersebut dengan nada tinggi, sambil mengancam akan membawa masalah ini ke ranah hukum jika berita tak segera dihapus. Bukan hanya itu, pria yang belum diketahui identitas lengkapnya itu bahkan diduga melontarkan kata-kata ancaman melalui Whatsapp terhadap pimpinan redaksi www.wartapolri.co.id, sebuah tindakan yang tidak hanya melecehkan profesi wartawan, tetapi juga mengancam kebebasan pers secara terang-terangan.ungkapnya

Belakangan diketahui bahwa pria tersebut juga memiliki keterkaitan dengan beberapa pihak yang dikenal aktif mengelola kegiatan PETI di Pasaman Barat. Hal ini semakin menimbulkan kecurigaan bahwa ada jaringan kuat di balik aktivitas tambang ilegal ini mulai dari pengusaha tambang gelap, oknum aparat, hingga pihak yang diduga menjadi “backing”.

Sementara itu, pemimpin redaksi media online www.wartapolri.co.id menyatakan tidak gentar dengan intimidasi tersebut. “Kami bekerja berdasarkan fakta dan untuk kepentingan publik. Jika ada yang merasa terganggu, itu tandanya pemberitaan kami tepat sasaran dan menegaskan komitmennya untuk terus mengungkap kejahatan lingkungan di pasaman barat.

Aktivitas PETI di Pasaman Barat bukan hanya soal hukum, tapi juga menyangkut masa depan ekologi, hak masyarakat adat, dan kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum. Jika institusi seperti Polres tidak segera melakukan tindakan tegas, maka bukan hanya hutan yang rusak, tapi juga wibawa kepolisian yang dipertaruhkan.

Sementara itu, suara masyarakat mulai bersuara lantang. Banyak warga di sekitar lokasi tambang yang mengeluhkan dampak lingkungan serta meningkatnya ketegangan sosial akibat hadirnya kelompok penambang ilegal yang membawa alat berat masuk ke lokasi tambang.

Pemerintah daerah, Kapolda Sumbar, dan bahkan Mabes Polri diminta turun tangan untuk mengusut tuntas jaringan PETI di Pasaman Barat, serta menyelidiki siapa sebenarnya yang melindungi praktik ilegal ini selama bertahun-tahun.

“Kita tidak boleh kalah oleh para perusak lingkungan yang bersembunyi di balik kekuasaan dan intimidasi,” ujar salah satu aktivis setempat.

Wartapolri.co.id akan terus melakukan investigasi lanjutan dan menyerahkan seluruh bukti ancaman dan intimidasi kepada pihak berwenang. Kebebasan pers adalah pilar demokrasi, dan tidak boleh dibungkam hanya karena menyuarakan kebenaran ungkap nya

Pewarta:Redaksi Sumbar
Editor.   :Pimpinan Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *