Yanti Samangun Ajak Pemuda Tanimbar dan Media Bersinergi Jadi Agen Perubahan
Dalam peringatan Harlah KNPI ke-52, Forum Ngopi Pemuda hadir sebagai ruang refleksi dan gagasan, mempertemukan tokoh jurnalis, akademisi, dan pemuda untuk menyuarakan masa depan Tanimbar.
www.faktaberita.online | SAUMLAKI, 23 Juli 2025 —
Di tengah semilir angin sore di Kedai Kopi AM25, Taman Kota Saumlaki, puluhan pemuda Tanimbar berkumpul dalam suasana penuh semangat dan gagasan.
DPD KNPI Kabupaten Kepulauan Tanimbar menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Ngopi Pemuda”, bagian dari peringatan Hari Lahir KNPI ke-52. Forum ini tak sekadar ajang diskusi, tetapi menjadi cermin harapan dan keresahan generasi muda atas masa depan daerah mereka.
Acara yang dipandu oleh Fidelis Samponu sebagai moderator berlangsung akrab dan penuh semangat. Dibuka dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa bersama oleh Doljer Unawekla, suasana segera hangat dalam diskusi santai namun mendalam.
Alex Belay: Pemuda Adalah Mitra Pemerintah, Bukan Lawan
Ketua KNPI Tanimbar, Alex Belay, menyampaikan harapan agar pemuda tetap menjadi agen kontrol sosial yang konstruktif.
“Kita bukan lawan pemerintah, kita adalah mitra yang mengawal kebijakan. Pemikiran pemuda harus dimajukan. Saat ini KNPI masih berstatus caretaker, namun ke depan harus dilaksanakan musyawarah agar struktur lebih solid,” ujar Alex.
Corneles Waturu: Pemuda Jangan Pasrah, Harus Jadi Tuan di Negeri Sendiri
Sesi pertama menghadirkan Corneles Waturu, Ketua ISKA dan tokoh pemuda Tanimbar, yang menyoroti tantangan pemuda saat ini: kehilangan arah visi, minimnya ruang, serta lemahnya wadah perjuangan.
“Pemuda hari ini di persimpangan visi dan misi. Kita banyak inovasi, tapi kehilangan wadah. KNPI harus kembali ke identitasnya, bukan sekadar simbol,” ungkapnya.
Corneles menambahkan, “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya kuguncang dunia. Mari bersatu bukan karena identitas, tetapi karena cita bersama: Tanimbar maju dan berdaulat.
”Yanti Samangun: Media Harus Menjadi Corong Perubahan Pemuda
Sorotan utama forum ini datang dari tokoh jurnalis perempuan nasional asal Tanimbar, Yanti Samangun, yang telah menekuni dunia jurnalistik sejak tahun 2008 dan kini menjabat sebagai Koordinator Forum Jurnalis Perempuan Indonesia serta tergabung dalam Paguyuban Wartawan Katolik se-Indonesia.
Dalam paparannya, Yanti menyampaikan bahwa relasi antara media dan pemuda di Tanimbar selama ini masih belum terbangun maksimal.
“Hubungan antara pemuda dan media seperti jalan yang belum disambung. Padahal media bisa menjadi teman seperjuangan pemuda dalam menyuarakan perubahan,” ujarnya.
Yanti menekankan pentingnya peran media dalam mengawal isu-isu penting seperti Perda Sopi, ketenagakerjaan lokal, hingga keterlibatan pemuda dalam proses demokrasi.
“Kita harus bersuara. Jangan tunggu semuanya mandek. Media bukan hanya pencatat peristiwa, tapi juga penegak demokrasi,” tegasnya.
Ia juga mendorong lahirnya forum kolaboratif antara media dan pemuda, serta mengusulkan pelatihan jurnalistik hingga pembuatan film dokumenter sejarah Tanimbar.
Morits Malindar: Kunci Kemajuan Daerah Ada di SDM
Akademisi dari Universitas Lelemuku Saumlaki, Morits Malindar, memberikan pandangan dari perspektif pendidikan dan ekonomi. Ia menyoroti rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Tanimbar yang menunjukkan lemahnya investasi terhadap SDM.
“Kita harus menjadi pemain, bukan penonton. Jika tidak, kita akan tertinggal. Pemerintah perlu membuat kebijakan langsung menyentuh SDM. Inpex akan masuk, kita harus siap,” ungkapnya.
Diskusi Kritis dan Rekomendasi Konstruktif
Sesi tanya jawab dan diskusi terbuka dipenuhi suara-suara kritis dari berbagai tokoh muda seperti Samuel Lartutul, Esaw Luturmas, Bung Edi, dan Jefri.
Mereka menyampaikan aspirasi seputar partisipasi pemuda, pemberdayaan ekonomi, dan kendala regulasi yang kerap membungkam suara generasi muda.
Salah satu peserta, Ja’far, mengingatkan pentingnya konsistensi: “Kita butuh elemen-elemen aktif yang tidak hanya bersuara saat forum, tapi mengawal hingga tuntas.”
Rekomendasi Strategis dari Forum Ngopi Pemuda
Forum ini menghasilkan sejumlah poin rekomendasi sebagai berikut:
- Perkuat komunikasi, koordinasi, dan konsultasi lintas sektor.
- Dorong Pemda menambah formasi tenaga kerja P3K.
- Tegas terhadap SK siluman dan rekrutmen tak transparan.
- Desak regulasi perekrutan tenaga kerja Blok Marsela.
- Satukan semua organ pemuda dalam KNPI.
- Pemda wajib memperhatikan peran jurnalis lokal.
- Revisi skema CSR agar menyentuh pemuda dan UMKM.
- Adakan pelatihan rutin di desa-desa.
- DPRD dan Pemda sebagai fasilitator perekrutan tenaga kerja.
- Forum ini wajib berkelanjutan dan fokus pada langkah nyata.
- Pemuda harus aktif memberikan masukan kepada investor dan kementerian terkait.
- Semua hasil diskusi harus didokumentasikan secara tertulis.
Menutup dengan Pantun dan Harapan
Moderator Fidelis Samponu menutup pertemuan dengan pantun: “Jalan-jalan ke Tanjung Pinang, makan enak keripik kentang, sang pembelajar akan menang, bersinar terang di masa yang akan datang.”
Saatnya Pemuda dan Media Tanimbar Bersatu
Forum ini menjadi bukti bahwa suara pemuda Tanimbar tidak layak untuk dibungkam. Dengan kehadiran figur seperti Yanti Samangun, diskusi ini tak hanya berisi wacana tetapi juga harapan yang nyata.
Pemuda dan media harus menjadi satu kesatuan, mendorong Tanimbar menuju masa depan yang inklusif, berdaulat, dan bermartabat.(tim cs)






