Fakta Berita Online Pekanbaru, 11 Mei 2025. Gema perjuangan masyarakat Riau untuk mendapatkan status daerah istimewa semakin bergema. Bukan sekedar tentang penghormatan terhadap budaya dan sejarah, tetapi lebih kepada penguatan otonomi daerah yang memungkinkan masyarakat Riau mengelola potensi alam dan sumber daya mereka secara lebih mandiri. Keinginan ini disuarakan dengan harapan agar Riau tidak hanya dilihat sebagai provinsi biasa, tetapi sebagai daerah yang memiliki identitas kuat dan mampu merancang kebijakan yang lebih berpihak kepada kepentingan lokal.
Keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta, di mana Gubernur dipilih dari keturunan Sultan, menjadi salah satu contoh yang seringkali dikemukakan dalam pembicaraan ini. Namun, Riau memiliki keunikan yang berbeda. Di tanah Melayu ini, banyak kerajaan dan kesultanan yang berjaya, seperti Sultan Siak, Sultan Indragiri, dan lainnya. Meski demikian, masyarakat Riau tetap berpendapat bahwa Gubernur mereka haruslah dipilih melalui proses demokrasi, mencerminkan kehendak rakyat, bukan sekedar pewarisan jabatan.
Keistimewaan Riau, menurut beberapa pihak, bukan hanya tentang pengakuan terhadap kesultanan yang telah lama berakar di tanah Riau. Yang lebih penting, keistimewaan tersebut harus mampu membawa perubahan nyata dalam pemberdayaan masyarakat. Salah satu ide yang berkembang adalah pembentukan Partai Lokal, serupa dengan yang ada di Aceh. Partai lokal akan memastikan bahwa anggota DPRD dan calon Gubernur berasal dari kalangan putra-putri daerah yang memahami betul karakter dan kebutuhan masyarakat Riau. Harapan nya, dengan partai lokal, kebijakan yang dihasilkan lebih mencerminkan aspirasi lokal, dan Riau dapat lebih bebas dalam mengelola kekayaan alam dan budaya yang dimiliki nya.
Drs. Wakisman, MA, seorang tokoh masyarakat Kampar yang juga pengurus di Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), menegaskan bahwa perjuangan untuk keistimewaan Riau adalah perjuangan untuk memberikan kekuatan lebih besar pada masyarakat lokal dalam mengelola daerah mereka. Dalam pandangan nya, pembentukan partai lokal bukan hanya sebuah strategi politik, tetapi langkah penting untuk memastikan bahwa Riau berjalan sesuai dengan nilai-nilai adat dan budaya yang telah berakar selama berabad – abad.
“Dengan adanya partai lokal, kami berharap bahwa keputusan-keputusan penting yang diambil oleh pemerintah daerah bisa lebih mencerminkan kebutuhan masyarakat Riau yang sejati. Lebih dari itu, Riau dapat lebih mengoptimalkan potensi lokalnya tanpa terhambat oleh kebijakan-kebijakan yang tidak relevan dengan kondisi kami,” ujar Wakisman dalam wawancara eksklusif.
LAMR, sebagai lembaga yang mengusung perjuangan ini, telah menyusun berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah dengan menyusun naskah akademik yang memperkuat argumentasi mengenai keistimewaan Riau. LAMR juga telah memulai serangkaian dialog publik untuk mengedukasi masyarakat Riau tentang pentingnya penguatan otonomi daerah dan hak-hak istimewa yang dapat dimiliki oleh Riau.
Dalam langkah yang lebih terbuka, LAMR juga mengajak masyarakat Riau untuk bersama-sama Mengaungkan Tagar. #Daerah Istimewa Riau. Tagar ini bukan hanya sekedar simbol, tetapi juga bentuk identitas kolektif yang diharapkan mampu menyatukan suara masyarakat dalam mendukung Riau sebagai daerah yang lebih mandiri.
Sebagai langkah awal, LAMR telah mengadakan berbagai diskusi di beberapa daerah di Riau, dengan harapan dapat memperluas pemahaman masyarakat tentang penting nya keistimewaan daerah ini. Ini bukan sekedar urusan sejarah, tetapi soal masa depan Riau yang lebih berdaulat dan berdaya saing.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat akademisi dan politisi, Riau diharapkan dapat mengajukan status daerah istimewa yang tidak hanya sekedar simbol, tetapi juga membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan pengelola daerah yang lebih mandiri. Dengan begitu Riau bisa mewujudkan masa depan nya yang lebih baik, lebih mandiri, dan lebih kuat.
(D NAGA)
Iditor Bang Romzi
