Faktaberita.Online
Mesuji – Salah satu Masyarakat Sungai Cambai Kecamatan Mesuji Timur atas nama Effendi yang mewakili 18 kepala keluarga telah mengadukan Riyadi dan Amir kepolres Mesuji, atas dugaan merampas lahan sawah garapan nya, Selasa (20/08/24)
Kejadian bermula saat candra yang merupakan saudara dari effendi melihat ada alat berat jenis exavator yang melakukan penggusuran di lahan tani garapannya, kemudian Effendi menemui orang dilahan tersebut dan terjadilah perdebatan atara kedua belah pihak sehingga berujung pada aduan masyarakat (Dumas) ke polres mesuji dengan nomor :
Effendi mengatakan bahwa kedatangan kami di Polres Mesuji guna untuk mencari keadilan dimana lahan garapan sonor kami untuk menanam padi telah diserobot oleh orang lain yang benama riadi dan amir.
masih kata effendi, “kami sebagai masyarakat harus taat hukum dan cinta damai, demi menjaga keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) ditengah masyarakat, kami tidak melakukan tindakan yang anarkis sehingga permasalahan ini kami serahkan dengan pihak kepolisan resort mesuji untuk segera ditindak lanjuti. kami berharap kepada polres mesuji dapat memberikan keadilan agar kami tetap bisa melanjutkan hidup dengan bertani di lahan tersebut.
Terpisah, Advokasi Gerakan Rakyat indonesia Bersatu Jaya (GRIB JAYA) Kabupaten Mesuji Emron Tolib SH, Siap mengawal masalah ini, karena sudah menjadi kewajiban dalam Organisasi GRIB JAYA untuk memperjuangkan kemerdekaan dan memberikan keadilan untuk masyarakat, serta dapat bersinergi bersama pemerintah dan pihak kepolisian, “katanya.
Ketua GRIB JAYA Mesuji Apri Susanto juga ikut angkat bicara terkait perseteruan dan perselisihan hak atas garapan masyarakat yang merugikan sekelompok orang, agar segera dimediasi dengan langkah hukum agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan semua pihak. “tegas Apri.
Karena jangan sampai hal yang mungkin bisa diselesaikan dengan baik-baik menjadi rumit akibat hak atas keadilan sosial tidak terpenuhi di masyarakat awam, seperti biasa saya contohkan perselisihan atas lahan garapan sawah tradisional berahir duka yang mendalam, “terangnya.( RN )