Anak Istri Terancam, Seorang Pengusaha Lapor RT Ke Polsek Tanut

Uncategorized221 Dilihat

faktaberita.online | Saumlaki_
Merasa terancam, seorang Pengusaha BBM di kota Larat, Tanimbar Utara berinisial ST (41) melaporkan RT (62) yang juga adalah seorang pengusaha BBM Polsek Tanimbar Utara.

“Saya telah melaporkan saudara RT ke Polsek Tanimbar Utara karena dia ancam beta punya bini dan anak-anak serta karyawan. Dan ini sudah yang ketiga kalinya, sehingga ini benar-benar membuat anak dan istri saya ketakutan dan trauma”. Ujar ST, melalui sambungan telepon pada, Sabtu, (20/7/24).

ST ceritakan insiden perlakuan dan ancaman kekerasan dari RT ini saat ada aktifitas secara bersamaan dan mereka bertemu di pelabuhan Larat, untuk menjemput jerigen-jerigen kosong dari masyarakat yang datang dengan motor laut KM. Kembar Jaya dari Desa Sofyanin, Kecamatan Fordata, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Jumat 19/7/24) siang.

“Tiba-tiba RT datang mengamuk ala Coboy Texas di toko saya dengan suara keras dan memberikan peringatan bila saya masih menjemput jerigen kosong di hari Senin nanti dari motor laut maka dia mengancam akan membakar toko saya” tambahnya lagi.

Tak hanya itu, kepada karyawan ST berinisial YF (21), juga diancam oleh RT. Dengan nada tegas dan mengancam, RT mengingatkan bahwa bila satu kali lagi mengambil jerigen di motor laut maka dia akan melakukan pemukulan dan membuang karyawan YF ke laut.

Sopir mobil ST berinisial S (50), juga tak luput dari ancaman RT. RT ancam akan membakar mobilnya bila supir S berani ambil jerigen di motor laut.

ST katakan, “ Ini adalah persaingan usaha secara sehat saja. Sehingga RT tidak perlu main ancam kekerasan. Terserah pembeli mau beli minyak dimana dan dari siapa, itu adalah kewenangan pembeli.”

Lebih lanjut ST bercerita , bahwa masyarakat yang berasal dari desa Sofyanin sudah lama berlangganan dan sering meminta kepada ST untuk mengisi BBM di sejumlah jerigen yang di bawa dari kampung untuk nantinya dibayar dengan uang tetapi sering juga di barter atau ditukar dengan hasil bumi berupa kopra.

“Kami punya pelanggan AN (60) dari desa Sofyanin sempat hubungi istri saya via WhatsApp untuk menjemput jerigennya di motor laut KM. Kembar Jaya yang sementara tujuan ke pelabuhan Larat” katanya

AN yang di konfirmasi membenarkan bahwa dia yang menghubungi istri ST untuk menjemput jerigen-jerigennya AN maka istri ST dan karyawan menjemput jergen-jerigen itu saat Km. kembar Jaya tiba di pelabuhan Larat.

“Saya biasanya berlangganan minyak BBM di istrinya ST, bukan di RT. Makanya yang saya hubungi adalah istri ST jadi bila ada terjadi kesalahpahaman maka diatur saja secara baik-baik dan kekeluargaan.”kata AN.

Sementara itu, RT yang dihubungi menjelaskan bahwa dia sudah belasan tahun menjual BBM sedangkan ST baru saja melakukan penjualan minyak beberapa tahun belakangan ini, dan masyarakat dari Kecamatan Yaru dan Fordata yang adalah juga masyarakat kampung halamannya sudah lama berlangganan dengan dirinya.

“ Yang saya sesalkan mengapa harus menjemput semua jerigen-jerigen di motor laut sehingga saya tidak kebagian untuk pengisian minyak, saya tidak marah bila ST menunggu jerigen-jerigen itu di tokonya saja jangan menjemput langsung di pelabuhan kita kan sama-sama cari makan.” Ujar RT kecewa.

Dia mengaku emosi sehingga sempat melampiaskan kata-kata seperti itu tetapi sesungguhnya dia merasa tidak mungkin melakukan seperti apa yang dia katakan.

“Saya sudah peringatkan beberapa kali tetapi tidak dihiraukannya bahkan sudah pernah di mediasi di pihak kepolisian tetapi tidak pernah ditanggapinya, intinya saya tidak ada sentuh dia atau pukul dia atau membuat kejahatan terhadap dia, tidak mungkin saya melakukan itu, saya sebagai purnawirawan TNI tentunya saya juga tahu aturan, saya hanya resah dan berharap ST bisa berubah.” Imbuhnya menutup. (JKFBO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *