Catatan Awal Dari Forum Konferensi Gereja dan Masyarakat Di Kota Palangkaraya

Uncategorized280 Dilihat

faktaberira.online Maluku, -Masyarakat adalah sebuah intitas yang terdiri dari kumpulan Individu yang selalu memiliki ekspektasi dan tujuan, dan karenanya setiap Individu tentu selalu membutuhkan orang lain agar dapat secara bersama mewujudkan apa yang dikehendakinya.

Kepada media ini Rabu,8/11/23,Ketua PGIW Provinsi Maluku Pdt.DR.Paulus.Koritelu,S.Sos,M.SI mengatakan dinamika hidup bermasyarakat menjadi sebuah pertaruhan atas berbagai cara yang ditempuh secara bersama untuk mewujudkan berbagai tujuan hidup. Pada titik inilah terjadi dua realitas yakni pertama, pertautan yang mempertemukan berbagai pihak dalam satu gerak langkah bersama (kerja sama) untuk mewujudkan berbagai hal yang dikehendaki.

“Kedua: perjumpaan bersama tersebut dalam waktu bersamaan dapat menciptakan konflik dan pertentangan ketika proses adaptasi sosial gagal menciptakan mekanisme untuk mewujudkan Tujuan bersama itu. Disinilah sesungguhnya titik Ke-Indonesiaan kita di atas dasar Pancasila jika kita ikuti pengkhotbah di acara pembukaan Pdt Dr Rama Tulus P mengatakan bahwa Kristen bahwa Kristen adalah agama Primordial kita sebaliknya Pancasila adalah Agama nasional kita.” Ujaranya

Jika demikian dapatkah secara utuh mengakui bahwa dalam Pancasila ada terang sebagaimana dimaksudkan oleh Rasul Paulus yang secara paradogsial berbeda dengan kegelapan? Tentu menjawab pertanyaan maka segenap orang Kristen harus mengakui bahwa ada terang dalam Pancasila sebab Pancasila adalah sangat Injili. Karena Pancasila adalah Injili maka Infonesia adalah Gereja Nasional kita. Lalu apa yang bisa dikatakan terhadap

“Konteks kita saat ini dimana konflik pertentangan oleh karena berbagai kepentingan kelompok terus terus terjadi di Indonesia? Tanpa Harus mempersalahkan yang lain maka posisi gereja tetap adalah Terang yang bersifat abadi yang berbeda dengan kegelapan. Atas dasar itulah tampilan gereja dalam fakta ke-Indonesiaan sebagai gereja Nasional mesti memiliki 3 unsur penting yakni:” Jelasnya

1. Gereja Voluntery… Gereja seyogyanya harus memiliki sikap ke suka-relaan untuk tidak saja mewartakan damai Indonesia namun dengan sukarela mengupayakan berbagai hal untuk Indonesia yang damai dan Bumi yang damai.

2. Gereja Yang sacrifice (berkorban). Pengorbanan sesungguhnya adalah esensi gereja yang harus menjadi ciri dari kepemilikan Terang Abadi itu. Pengorbanan tersebut adalah pengorbanan yang bersumber dari Fakta Pengorbanan Kristus yang tulus tanpa mengharapkan Imbalan apapun.

3. Gereja yang Forgivness (Mengampuni). Harus diakui gereja banyak mengalami berbagai hal yang tidak mengenakan (ada tekanan, ada perlakuan tidak adil bagi gereja di Indonesia) Namun demi kepentingan gereja nasional kita yakni Indonesia maka eksistensi gereja hari ini harus mengembangkan sikap yang mengampuni dengan Tulus. Karakter pengampunan tulus gereja tersebut ialah: berani mengampuni serta melupakan segala kenyataan pahit yang pernah dialami.

Mengampuni dan melupakan adalah perwujudan kekuatan tiada tara untuk merawat gereja nasional Indonesia,sanggupkah gereja-gereja Indonesia menampilkan 3 sikap tersebut dalam Indonesia sebagai gereja nasional kita, semoga Tuhan menolong kita untuk dapat melakukannya dengan baik” Tutupnya (DLFBO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *